Jumat, 11 Mei 2012

Cara Menikmati Liburan di Malang Bersama Keluarga Liburan sekolah sudah di depan mata, sebentar lagi setelah semua ujian selesai akan ada liburan panjang sekolah. Waktu liburan seperti ini biasanya paling baik dimanfaatkan untuk rekreasi, jalan-jalan dan liburan keluarga. Ayah dan ibu yang terbiasa kerja, juga biasanya akan mengambil cuti agar bisa menikmati liburan keluarga sekolah anak-anak mereka sebagai acara keluarga. Malang sering sekali menjadi alternatif terbaik untuk menghabiskan liburan bersama keluarga. Berikut beberapa tips yang bisa digunakan untuk menikmati liburan di Malang bersama keluarga tercinta : 1. Semakin Banyak Yang Ikut Semakin Seru. Untuk liburan keluarga, lebih banyak anggota keluarga yang ikut akan membuat liburan kamu semakin seru. Jangan sampai ada yang tidak ikut. 2. Persiapkan Dana Liburan. Kita tahu liburan itu butuh dana yang kadang tidak sedikit, apalagi jika yang ikut bejibun jumlahnya. Sediakan dana yang cukup, menabung jauh-jauh hari khusus untuk liburan keluarga. 3. Jangan Sampai Ada Yang Ketinggalan. Ini sering sekali terjadi, ketinggalan sesuatu. Pernah lihat film Home Alone? Ini cerita tentang anak yang tertinggal tidak ikut liburan he he he… 4. Jangan Lupa Bawa Kamera atau HandyCam. Abadikan liburan sekolah keluarga anda dengan kamera atau handycam. Rekam semua aktivitas selama liburan, buat dokumentasi yang bagus. Hal ini bisa menjadi kenangan setelah liburan. 5. Cobalah Aktivitas Liburan Yang Baru. Mungkin tahun sebelumnya anda dan keluarga juga sudah berulang kali liburan bersama keluarga. Usahakan tahun ini mencoba aktivitas liburan yang belum pernah keluarga anda lakukan, misalnya di SAHID JASA TIRTA1 SELOREJO HOTEL & RESORT Sebagai tempat refreshing dengan berbagai fasilitas lengkap. Suasana sejuk dengan nyaman dan tenang cocok untuk refreshing keluarga dan teman-teman kerja Dengan mengedepankan kenyamanan dan kepuasan pelanggan. Sebagai sarana edukasi untuk putra-putri dilengkapi juga fasilitas OUTBOND dan ruang rapat yang representatif,serta pilihan kamar dari Wisma,cottage dan yang langsung menghadap ke perairan Waduk Selorejo.

Selasa, 08 Maret 2011

Keutamaan sifat sabar dan pemaaf

Keutamaan sifat sabar dan pemaaf
Dengan sabar maka Allah akan memberikan berkah yang sempurna dan rahmat pada kita. Bisa jadi di saat tertentu kita kesal kepada istri, atau teman, kekesalan itu sebaiknya ditahan jangan diwujudkan dengan kata-kata dan jangan diwujudkan perbuatan tetapi kita wujudkan dalam doa, yaitu mendoakan semoga orang yang telah membuat kita kesal diberikan petunjuk oleh Allah dan diampuni dosanya, itulah wujud kesabaran yang sempurna di sisi Allah.

Marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam QS Ibrahim: 34:


Allah telah berfirman dalam Surat Asy-Syuuraa: 40-43


“Dan balasan suatu kejelekan adalah kejelekan serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim (40). Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosa pun atas mereka (41). Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih (42). Tetapi orang-orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (43).”

Di dalam ayat ini Allah telah men-syariatkan keadilan yaitu qishash. Akan tetapi kemudian Allah menganjurkan kepada yang lebih utama yaitu memberi maaf. Perbuatan itu tidak akan disia-siakan begitu saja di sisi Allah, sebagaimana tentang hal itu telah ditegaskan di dalam sebuah hadits:

“Dan Allah tidak akan memberikan tambahan kepada seorang hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan.”

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Abu Hurairah ra berkata, “Seseorang telah mencela Abu Bakar ra, Abu Bakar pun diam, sedangkan Nabi SAW ketika itu bersama mereka. Nabi merasa kagum, lalu tersenyum. Ketika orang itu memperbanyak cercaannya maka Abu Bakar menimpali sebagian yang diucapkannya. Nabi pun marah dan beranjak pergi. Abu Bakar kemudian menyusul beliau dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, orang itu telah mencerca diriku dan engkau tetap duduk. Namun di saat aku menimpali sebagian yang diucapkannya, mengapa engkau marah dan berdiri?’ Rasulullah pun menjawab, ‘Bersamamu tadi ada malaikat yang menimpali orang itu sementara engkau diam. Akan tetapi ketika engkau menimpali sebagian yang diucapkannya, setan pun datang, dan aku pun tidak mau duduk bersama setan.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Hai Abu Bakar, ada tiga perkara yang semuanya adalah hak. Tidak ada seorang hamba yang dizalimi dengan satu kezaliman kemudian dia memaafkannya karena Allah, melainkan Allah akan memuliakannya karena perbuatannya itu dan akan menolongnya. Dan tidaklah seseorang yang membukakan pintu untuk menyampaikan suatu pemberian dengan niat bersilaturahim, melainkan Allah akan memperbanyak hartanya. Dan tidaklah seseorang membuka pintu untuk meminta-minta dengan niat memperbanyak hartanya, melainkan Allah SWT akan semakin menyedikitkan hartanya.’”
Sikap sabar dan pemaaf sangat diutamakan di dalam Islam. Sabar berasal dari assabru yang artinya adalah menahan. Karena sabar itu adalah menahan berarti sabar adalah:

Suatu aktivitas bukan pasivitas
Suatu perlawanan bukan suatu penyerahan
Suatu yang memerlukan pengorbanan
Misalnya kita dihina dan disakiti hatinya oleh orang lain maka muncul reaksi negatif di dalam diri kita, kemudian kita marah dengan orang tersebut dan ingin rasanya melampiaskan kemarahan kepada orang yang menghina dan memfitnah kita, maka keinginan seperti itu ditahan. Menahan keinginan semacam itu dan melakukan penahanan pada saat itu dinamakan sabar.

Misalnya kita merasa kesal kepada orang lain karena ada ketidakcocokan atau karena ia melakukan suatu kessalahan dan ingin rasanya melampiaskan kekesalan dan kebencian, maka keinginan semacam itu kita tahan, itu namanya sabar.

Berkenaan dengan kemarahan, Imam Al-Ghazali pernah mengajarkan bagaimana seharusnya seorang mukmin melampiaskan kemarahan. bahwa kesabaran seseorang memang ada batasnya dan pada saatnya telah melampaui ambang batas itu sangat wajar jika seseorang harus marah. Hanya saja yang terpenting adalah bagaimana kita mampu mengukur kadar marah sesuai dengan tingkat kesalahan orang yang membuat kita marah, dan juga dilampiaskan masih dalam kewajaran dan di bawah kesadaran yang tinggi.

Kita boleh marah dalam hal meluruskan sesuatu yang salah demi kemaslahatan bersama dimana niat kita semata-mata untuk memperoleh keridhaan Allah. Kita tidak boleh marah karena keinginan kita supaya ditakuti orang lain atau karena ingin memperoleh kewibawaan dari kemarahan tersebut. Kita juga tidak boleh marah karena rasa kekesalan dan kebencian kita terhadap orang lain. Kita sesama muslim bukanlah saling bermusuhan, tetapi adalah bersaudara. Maka jangan sampai kita menjadi penyemai maupun pemupuk rasa kebencian di tengah-tengah masyarakat. Jika kita temui bibit-bibit kemarahan dan kebencian di tengah-tengah kita maka marilah bersama-sama kita redam dengan sabar dan amar ma'ruf nahi munkar.

Semoga Allah memberkati kita sekalian dengan Al-Qur'an al 'Azhim, dan memberikan manfaat kepada kita apa yang ada di dalamnya berupa ayat-ayat dan peringatan yang bijaksana. Demikianlah khutbah yang saya sampaikan, akhirnya saya panjatkan permohonan ampun kepada Allah Yang Maha Besar lagi Maha Mulia untuk kita sekalian dan seluruh kaum muslimin dari segala dosa. Mohon ampunlah kepada-Nya, karena Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Sebuah cerita :
Dalam sebuah kisah, tersebutlah dua lelaki yang berkawan akrab. Mereka adalah Hasan dan Ismail. Keduanya orang shalih yang taat beribadah. Karena tempat mereka berjauhan, tidak mungkin keduanya selalu bertemu. Namun ada kebiasaan di antara mereka, setiap setahun sekali Hasan selalu datang ke rumah Ismail.

Suatu hari Hasan berkunjung ke rumah sahabatnya itu. Tiba di rumah Ismail, ia mendapatkan pintu rumah temannya itu tertutup rapat. Setelah beberapa kali mengetuk pintu terdengar sahutan istri sahabatnya dari dalam rumah, “Siapakah kamu yang mengetuk-ngetuk pintu?”
Kemudian Hasan menjawab, “Saya Hasan, sahabat suamimu. Aku datang untuk mengunjunginya hanya karena Allah SWT.”

“Dia sedang pergi mencari kayu bakar. Mudah-mudahan saja ia tidak kembali lagi!” jawab istri Ismail sambil memaki dan mencela suaminya sendiri.

Mendengar jawaban seperti itu, Hasan keheranan. Belum hilang keheranannya, tiba-tiba muncul Ismail. Ia datang sambil menuntun seekor harimau yang di punggungnya terdapat seikat kayu bakar. Begitu melihat Hasan, Ismail langsung menghambur mendekat sambil mengucapkan salam kehangatan.

Setelah menurunkan kayu bakar dari punggung harimau, Hasan berkata kepada harimau itu, “Sekarang pergilah, mudah-mudahan Allah SWT memberkatimu!”
Ismail mempersilakan tamunya masuk ke dalam rumah. Sementara mereka bercakap-cakap, istri Ismail masih terus bergumam memaki-maki suaminya. Ismail diam saja.

Hasan keheranan bercampur takjub melihat kesabaran sahabatnya itu meskipun istrinya terus memaki, ia tetap tidak memperlihatkan muka kebencian. Hasan pulang menyimpan rasa kagum terhadap Ismail yang sanggup menekan rasa marahnya menghadapi istrinya yang begitu cerewet dan berlidah panjang.

Satu tahun berlalu. Seperti kebiasaannya, Hasan kembali mengunjungi sahabatnya, Ismail. Ketika mengetuk pintu rumah Ismail, dari dalam terdengar langkah-langkah kaki. Beberapa saat kemudian terlihatlah istri sahabatnya yang dengan senyum ramah menyapanya, “Tuan ini siapa?”
“Aku sahabat suamimu. Kedatanganku semata untuk mengunjunginya karena Allah,” jawab Hasan.

Istri Ismail menyapa ramah, lalu mempersilakan tamunya duduk menunggu suaminya. Tak lama kemudian Ismail datang membawa seikat besar kayu bakar di atas pundaknya. Dua sahabat itu pun segera terlibat perbincangan serius. Hasan menanyakan beberapa hal yang membuatnya keheranan. Tentang keadaan istrinya yang sangat jauh berbeda dibanding setahun yang lalu. Ia juga menanyakan bagaimana Ismail mampu menaklukkan seekor harimau sehingga binatang buas itu mau memanggul kayu bakarnya. Mengapa ia sekarang tidak bersama-sama dengan binatang itu lagi?

Ismail segera menjelaskan, “Ketahuilah sahabatku. Istriku yang dulu meninggal setelah sekian lama aku berusaha bersabar menghadapi perangai buruknya. Atas kesabaran itulah, Allah SWT memberi kemudahan bagiku untuk menundukkan seekor harimau seperti yang engkau lihat. Allah juga memberiku karunia berupa istri shalihah seperti yang engkau lihat sekarang. “Aku gembira mendapatkannya, maka harimau itu pun dijauhkan dariku. Aku memanggul sendiri kayu bakar.”
Subhanallah, Maha Suci Allah. Ini adalah sebuah kisah yang begitu syarat aakan hikmah.

Dengan sabar maka Allah akan memberikan berkah yang sempurna dan rahmat pada kita. Bisa jadi di saat tertentu kita kesal kepada istri, atau teman, kekesalan itu sebaiknya ditahan jangan diwujudkan dengan kata-kata dan jangan diwujudkan perbuatan tetapi kita wujudkan dalam doa, yaitu mendoakan semoga orang yang telah membuat kita kesal diberikan petunjuk oleh Allah dan diampuni dosanya, itulah wujud kesabaran yang sempurna di sisi Allah.

Dengan sifat sabar maka kita akan mendapatkan hidayah berupa keselamatan dari jalan menuju kesesatan dan dengan sifat pemaaf maka tidak ada yang kita dapatkan melainkan kemuliaan.

A’udzubillahiminasyaithonirrojim,
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin
allahummagh fir lil mu'miniina wal mu'minaat
wal muslimiina wal muslimaat
al-ahyaa-i minhum wal amwaat
innakas samii'un qariibun mujiibud da'wat
wa yaa qaadhiyal haajaat
Ya Allah, jadikanlah hari ini menjadi hari ampunan bagi segala dosa kami,
Hari dimana Engkau singkapkan tabir dari hati kami,
Hari dimana Engkau gantikan segala kegelapan dengan cahaya di hati kami.
Ya Allah, sucikanlah kami dari dosa-dosa,
Dan bersihkanlah diri kami dari segala aib,
Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hati kami,
Hiasilah diri kami dengan kesabaran dan kesucian,
Tutupilah diri kami dengan pakaian qanaah dan kerelaan.
Jadikan amal-amal kami sebagai amalan yang tulus hanya kepada-Mu,
Ya Allah, sediakanlah untuk kami sebagian dari rahmat-Mu yang luas,
Berikanlah kami petunjuk kepada ajaran-ajaran-Mu yang terang,
Dan bimbinglah kami kepada kerelaan-Mu yang penuh.
Rabbana atina fiddunya hasanah, wafilakhirati hasanah, waqina ‘adza bannar,
Subhanarobbika robbil ‘izzati ‘amma yasifun, wassalamun’alal mursalin,
Walhamdulillahirobbil’alamin.

Sabtu, 27 Februari 2010

EKONOMI MURAH HATI (Renungan Maulid Nabi Muhammad SAW)

Ikhwatiyfillah, dalam suasana Maulid Nabi Muhammad SAW, kami mengajak kita untuk meneladani contoh-contoh terbaik Rasulullah SAW dalam bidang bisnis dan ekonomi. Mudah2an tulisan ini, dengan segala keterbatasannya, membantu kita.
**
“Islam adalah gabungan antara tatanan kehidupan praktis dan sumber etika yang mulia. Antara keduanya terdapat ikatan sangat erat dan tidak terpisahkan. Dan ekonomi yang kekuatannya berdasarkan wahyu dari langit itu (Islam) tanpa diragukan lagi adalah ekonomi yang berdasarkan etika.” (Jack Austri, seorang Perancis, dalam bukunya Islam dan Pengembangan Ekonomi).

Meski semua ekonom mengenal Adam Smith dan buku Wealth of Nations-nya, hanya segelintir yang membacanya dengan teliti. Dalam buku itu, Adam Smith mengutip laporan perjalanan Doktor Pocock yang menjelaskan rahasia kesuksesan para pedagang Arab. Kunci keberhasilan mereka terletak pada KERAMAHAN dan KEMURAH HATIANNYA. Tepatnya ia menulis. “Ketika mereka memasuki sebuah kota, mereka mengundang orang-orang di jalan, baik kaya maupun miskin, untuk makan bersama denganz duduk bersila. Mereka memulai makan dengan mengucapkan BISMILLAH dan mengakhirinya dengan ucapan HAMDALLAH.”

Saat ini, dalam berbagai praktek ekonomi yang kita jumpai dan jalani, selalu ada dua kutub yang berhadapan. Profesionalitas versus moralitas. Spiritualitas versus praktek bisnis atau dagang. Etika, moral, kejujuran versus target-target pendapatan.

Padahal, asalnya, kedua kutub itu terintegrasi. Seharusnya keduanya dapat dengan harmonis berjalan beriringan. Kutipan isi buku Adam Smith diatas itu adalah contoh sederhana kesuksesan Islam melalui generasi pertamanya mempraktekkan scientific management dengan humanistic dan spiritual management.

Pedagang Islam mengundang orang miskin untuk makan adalah cara mengundang barakah Allah. Dan di saat bersamaan mereka melibatkan orang kaya untuk makan adalah membangun relationship serta mengundang transaksi dari segmen pasar yang punya daya beli. Lalu acara bersama itu dibungkus dengan kalimat Allah “Bismillah” dan “Hamdallah”.

Dahulu Rasulullah muda dalam ekspedisi dagang membawa komoditas Khadijah sebelum menikah ke suatu tempat yang jauh, mempraktekkan bahwa beliau bisa mendapatkan untung berlipat-lipat dengan tetap mempraktekkan kejujuran sekaligus kepandaian memainkan harga mengikuti situasi pasar. Setelah strategi aksi banting harga kafilah dagang Yahudi yang mana Rasul SAW bergabung dengan mereka, sesungguhnya Muhammad SAW bisa saja kembali ke Mekkah dengan menjual barang dengan murah dibawah harga dasar dan artinya rugi. Tapi beliau tak melakukannya. Pertama karena beliau tak mungkin mengkhianati amanat barang yang dititipkan Khadijah, yang kedubeliau dengan sifat Fathonahnya mampu menganalisis tarik menarik antara Supply dan Demand dan pengaruhnya terhadap harga. Beliau menahan sebentar barangnya hingga beberapa saat ketika harga murah, lalu menjualnya ketika supply mengecil dan demand tetap. Di saat itulah beliau bisa menjual barang dengan harga premium. Aksi Rasulullah ini mengecewakan pedagang Yahudi yang sejatinya dari awal memang hendak mengerjai beliau.

Tak ada artinya wacana-wacana ekonomi Islam sebagai solusi permasalahan umat manusia disuarakan, sementara hanya sebagian kecil muslim yang menyadari bahwa demonstrasi akhlaq yang baiklah yang memberi dampak sangat besar.

Akhlaq adalah bagian yang jelas dan tegas dalam ekonomi Islam, menurut Dr. Yusuf Qardhawi, landasan ekonomi Islam adalah :
1. Ketuhanan
2. Akhaq yang baik
3. Bercirikan kemanusiaan (humanistic)
4. Bersifat pertengahan

Ketika menjawab pertanyaan seorang rekan beberapa saat lalu tentang bagaimana menegakkan ekonomi Islam, jawabannya bisa sederhana bisa juga sangat rumit. Hal paling sederhana namun sesungguhnya paling rumit adalah mengaktualisasikan akhlaqul karimah di keseharian kita, melalui diri-diri kamu muslimin. Dalam muamalah kita, termasuk dalam deal-deal bisnis, interaksi dagang dengan siapapun itu. Sebelum bertukar system dari sistem keuangan syaithan ke sistem yang benar-benar Islami, kita harus menukar cara pandang, internal value dan mentalitas kita kepada mentalitas Islam yang solutif, RAMAH dan MURAH HATI.

Wallahua'lam
Semoga bermanfaat

Sumber :
*) Norma dan Etika Ekonomi Islam, Dr. Yusuf Qardhawi, Gema Insani Press
**) Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer, Ir. H. Adiwarman A. Karim SE, MBA, MAEP, Gema Insani Press

Jumat, 26 Februari 2010

1 Tamparan untuk 3 Pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke Tanah Air

Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kyai atau siapa saja yang bisa menjawab pertanyaannya.

Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang KYAI

Pemuda : ” Anda siapa dan apakah anda bisa menjawab pertanyaan- pertanyaan Saya? “

Kyai : ” Saya Hamba Allah, dan dengan seizin- Nya Saya akan menjawab pertanyaan Anda “

Pemuda : ” Anda yakin? sedangkan profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya “

Kyai : ” Saya akan mencoba sejauh kemampuan Saya “

Pemuda : ” Saya ada tiga pertanyaan :

1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada Saya?
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan bagi syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak berfikir sejauh itu?

Tiba- tiba Kyai tersebut menampar pemuda tadi dengan keras

Pemuda : (sambil menahan sakit) Kenapa Anda marah kepada Saya? “

Kyai : ” Saya tidak marah…….Tamparan itu adalah jawaban atas 3 pertanyaan yang Anda ajukan kepada Saya “

Pemuda : ” Saya sungguh- sungguh tidak mengerti “

Kyai : ” Bagaimana rasanya tamparan Saya? “

Pemuda : ” Tentu saja Saya merasakan sakit “

Kyai : ” Jadi Anda percaya bahwa sakit itu ada? “

Pemuda : ” Ya ! “

Kyai : ” Tunjukkan kepada Saya sakit itu ! “

Pemuda : ” Saya tidak bisa “

Kyai : ” Itulah jawaban pertanyaan pertama…………Kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya “

Kyai : ” Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh Saya? “

Pemuda : ” Tidak “

Kyai : ” Apakah pernah terfikir oleh Anda akan menerima tamparan dari Saya hari ini ? “

Pemuda : ” Tidak “

Kyai : ” Itulah yang dinamakan Takdir “

Kyai : ” Terbuat dari apa tangan yang Saya gunakan untuk menampar Anda ? “

Pemuda : “ Kulit “

Kyai : ” Terbuat dari apa Pipi Anda ? “

Pemuda : ” Kulit “

Kyai : ” Bagaimana rasanya tamparan saya ? “

Pemuda : ” Sakit “

Kyai : ” walaupun Syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka menjadi tempat yang menyakitkan bagi syaitan “